Dahulu, ketika jiwanya belum terbelah, ketika kebersamaan masih begitu mudah, dia menyemai bibit dalam hati. begitu asyiknya hingga saat setengah jiwanya pergi, sudah terlambat untuk mematikan tanaman hati ini.
hingga kini, menunggu baginya tak berarti harus bertemu. ia melarikan bait puisi tanpa harap setengah jiwanya kembali. kepada temaram petang, dia melengkungkan perasaannya yang berumur selamanya. terkadang, hasratnya menggejolak, menghsutnya untuk melakukan sebuah perjalanan. meniti jejak di permukaan pelangi. barangkali, setengah jiwanya berada di sana.
jika waktu adalah kupu-kupu, sudah lelah hatinya melanglang setiap sudut bumi. sampai waktunya untuk berhenti. tetap menunggu, namun tak berharap untuk bertemu. dia menyadari, tidak semua cinta layak diperjuangkan. maka, yang tertinggal adalah jejak kasih yang mulai memburam. ia bersihkan setiap debu yang membuat jejak itu tak gemintang. mencoba bergembira dengan apa yang pernah terjadi. menyimpannya bagai sekotak perhiasan. engkau mengatainya sia-sia. Namun, dia tetap menyimpan kasih, yang lebih abadi dari cinta.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Sabtu, 14 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar